Motif Batik Tradisional

Seni batik ataupun langkah membuatnya telah di kenal di Indonesia mulai sejak dahulu. Batik adalah karya budaya Indonesia, akan tetapi tentang asal mula batik ada banyak diperdebatkan. Terdapat banyak pihak yang menyepakati kalau batik Indonesia adalah bentuk kesenian yang berdiri dengan sendiri serta tak ada hubungan dengan batik dinegara lain. Namun ada pula sebagian pihak yang menyampaikan kalau batik dikenalkan pada nenek moyang kita oleh golongan pendatang. Pendukung pendapat ini menyampaikan kalau batik sesungguhnya datang dari Persia serta Mesir, oleh karenanya cara membuat serta penghiasan batik bukan sekedar di kenal di Indonesia namun ada juga di Thailand, India, Jepang, Sri Lanka serta Batik Malaysia. Lepas dari ke-2 pendapat itu, sebenarnya batik memilki latar belakang yang kuat dengan bangsa Indonesia.

Batik tradisional Indonesia selalu alami pergantian bersamaan dengan dampak serta perubahan zaman. Perubahan batik dimulai pada zaman Belanda yang dimaksud dengan batik Van Zuylen sebagai orang pertama yang mengenalkan seni batik pada semua orang-orang di negeri Belanda, yang lalu dikatakan sebagai " Batik Belanda\u201d. Batik ini tumbuh serta berkembang pada th. 1840-1940. Nyaris semuanya Batik Belanda berupa sarung yang pada awalnya cuma di buat orang-orang Belanda serta Indo-Belanda di daerah pesisir (Pekalongan). Batik Belanda begitu populer dengan kehalusan, kecermatan serta kecocokan pembatikannya. Diluar itu macam hiasnya beberapa besar menghadirkan gabungan bermacam bunga yang dirangkai jadi buket atau pohon bunga dengan macam hias burung atau dongeng-dongeng Eropa sebagai topik pola. Gabungan semacam juga di buat dengan macam hias Tiongkok atau Jawa dengan warna yang senantiasa lebih cerah sesuai sama selera orang-orang Eropa pada saat itu.

Setelah itu dampak budaya Tiongkok juga ada pada batik di pesisir utara Jawa Tengah sampai sekarang ini yang di kenal dengan nama Lok Can. Beberapa orang Tionghoa mulai bikin batik pada awal era ke 19. Type batik ini di buat oleh beberapa orang Tionghoa yang menghadirkan pola-pola dengan macam hias satwa mitos Tiongkok (naga serta burung phoenix), macam hias yang datang dari keramik Tiongkok kuno, serta macam hias yang berbetuk mega dengan warna merah atau merah serta biru. Batik Tionghoa juga memiliki kandungan macam hias buketan, terlebih batik Tionghoa yang di pengaruhi pola Batik Belanda. Pola-pola batik Tionghoa dimensional, satu dampak yang didapat lantaran pemakaian ketidaksamaan ketebalan dari satu warna dengan warna lain serta isian pola yang begitu rumit. Hal semacam ini ditunjang oleh pemakaian zat warna sintetis jauh sebelumnya beberapa orang Indo-Belanda memakainya.

Pada zaman Jepang di kenal Batik Jawa Baru atau Jawa Hokokai. Batik ini di produksi oleh perusahaan-perusahaan batik di Pekalongan sekitaran th. 1942-1945 dengan pola serta warna yang begitu di pengaruhi oleh budaya Jepang, meskipun pada latarnya masihlah memperlihatkan pola keraton. Batik Jawa Hokokai senantiasa ada berbentuk \u201cpagi-sore\u201d yakni batik dengan pengaturan dua pola yang berbeda pada sehelai kain batik. Batik ini populer rumit lantaran senantiasa menghadirkan isian pola serta isian latar kecil dalam tata warna yang banyak. diluar itu macam warnanya lebih kuat seperti pemakaian warna kuning, lembayung, merah muda serta merah yang disebut warna yang dengan cara terang melukiskan nuansa serta citra Jepang.

Perubahan batik Indonesia sendiri lahir sekitaran th. 1950 yang dengan cara tehnis adalah gabungan pada batik keraton serta batik pesisir. Pada perubahannya batik di Indonesia juga memasukkan macam hias beragam suku di Indonesia. Ketekunan dan ketrampilan seni dari beberapa pengrajin batik bikin batik Indonesia tampak lebih cocok serta indah. Hal semacam ini karena sebab unsur-unsur budaya pendukungnya yang begitu kuat hingga terwujud kombinasi ideal pada pola batik keraton yang anggun atau pola macam hias baju kebiasaan beragam daerah di Indonesia dengan tehnologi batik pesisiran yang dikemas dalam simfoni warna yg tidak terbatas pada latarnya.